Ini Alasan Kurma dari Tanah Ajwa Harganya Sangat Mahal

- 26 Juli 2022, 20:41 WIB
Kurma Ajwa atau yang lebih dikenal Kurma Nabi.
Kurma Ajwa atau yang lebih dikenal Kurma Nabi. /YouTube/Al Quba Dates/

ZONAMAROS- Sudah bukan rahasia lagi, kalau buah kurma asal tanah Ajwa, Madinah, menjadi buruan banyak orang.

Kurma asal Tanah Ajwa, atau Madinah, merupakan kurma terbaik. Apalagi, salah satu kurma yang diklaim "Kurma Nabi" yang warnanya mencolok berwarna hitam.

Kurma tersebut merupakan buah favorit nabi Muhammad saw.

Baca Juga: Ibu Ini Hina Istri Presiden RI, Beranggapan Dirinya Disuka Sama Jokowi

Kurma Ajwa pertama kali ditanam oleh Rasulullah di sebelah Masjid Quba, Madinah. Nama Ajwa diambil dari nama anak Salman Alfarisi yang mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam.

Untuk mengenang jasa-jasanya, Rasulullah menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa dengan nama Ajwa.

Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda “Barangsiapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Keutamaan Kurma Ajwa itulah yang membuat buah ini menjadi salah satu oleh-oleh wajib bagi jemaah haji asal Indonesia, khususnya saat berada di Madinah.

Baca Juga: Komnas Perempuan Surati Demokrat Awasi Penyelidikan Kasus Pelecehan Seksual Diduga Pelakunya Kader Partai

Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis kurma lainnya, tetapi Ajwa tetap menjadi buruan.

Harganya pun beragam tergantung pada ukuran dan kualitasnya. Semakin besar buah, hitam warnanya, dan lembut teksturnya maka harganya semakin tinggi.

Untuk mengetahui produksi Kurma Ajwa mulai dari panen sampai dengan pengemasan, Pikiran Rakyat berkesempatan mengunjungi salah satu perkebunan kurma terbesar di Madihah yaitu Castle Farm.

Lokasinya berada di wilayah Madesah, Madinah utara, sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Madinah.

Baca Juga: TNI Bantu Proses Autopsi Brigadir J

Perusahaan tersebut memiliki 10 perkebunan kurma di Madinah dengan luas sekitar 125 hektare. Jumlah pohon kurma yang mereka kelola lebih dari 4.000 pohon. Dari jumlah itu 90 persen di antaranya adalah pohon Kurma Ajwa.

Beberapa jenis kurma lainnya yang juga ditanam di perkebunan itu antara lain Ambar dan Sukari.

CEO Castle Farm, Raed AlRehili menjelaskan, perkebunannya merupakan salah satu penghasil Kurma Ajwa terbesar di dunia.

Mereka bisa menghasilkan 1.500 metrik ton Kurma Ajwa per tahunnya. Dari jumlah itu, 95 persen untuk diekspor.

Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar Castle Farm, yaitu sebanyak 500 metrik ton sampai 600 metrik ton per tahunnya.

“Kami memproduksi Kurma Ajwa terbaik di Madinah dan menyuplai untuk pihak kerajaan juga. Sejak tiga tahun lalu perusahaan kami memang fokus untuk ekspor, salah satunya ke Indonesia. Untuk perkebunan sendiri, kami adalah generasi ketiga yang mengelolanya,” tutur AlRehili di perkebunannya pada Sabtu, 23 Juli 2022.

Di perkebunan itu, ada dua sistem pemeliharaan yang diterapkan, yaitu dengan sistem organik dan konvensional.

Baca Juga: Pacar Brigadir J Ungkap Pengakuan Baru

Untuk organik, mereka murni mengurus setiap pohon secara alami tanpa campur tangan pestisida atau bahan kimia lainnya. Hal itu tentu membuat kualitas kurma yang dihasilkan lebih sehat dan berkualitas.

AlRehili menegaskan, tujuan utama dari perusahaannya bukan hanya keuntungan semata. Hal yang terpenting adalah memberikan edukasi dan pemahaman kepada banyak orang bahwa Madinah adalah penghasil kurma terbaik.

Kami tidak ingin ada anggapan bahwa Arab Saudi menghasilkan kurma dengan kualitas rendah. Untuk itulah kami menjaga kualitas dengan menyajikan kurma terbaik dengan pengontrolan kualitas, mulai dari perkebunan sampai dengan pemasaran agar semuanya terjaga. Selain itu, karena Ajwa adalah kurma Madinah, semua pohon yang ditanam berada di Madinah. Kurma yang kami hasilkan asli Madinah. Kami menjamin itu,” tuturnya.

Baca Juga: Gubernur Andi Sudirman Pastikan Pemenuhan Bantuan Logistik untuk Korban Kebakaran di Bulukumba

Terkait omzet per tahun, dia enggan menuturkannya. Namun, untuk pemasarannya selain ekspor dan lokal, pihaknya juga menjual secara daring di pasar digital.

Sebagai gambaran untuk satu kotak Kurma Ajwa dengan berat 5 kilogram di pasar digital dijual seharga Rp 1,5 juta.

AlRehili menjelaskan, pohon Kuma Ajwa baru bisa berbuah setelah ditanam lima tahun. Untuk panennya hanya setahun sekali.

Waktu terbaik untuk panen adalah sekitar bulan Juli sampai dengan September, saat puncak musim panas. Untuk setiap pohon kurma bisa menghasilkan 60-100 kilogram.

Baca Juga: Amnesty International Indonesia : Negara Harus Akhiri Krisis Hak Asasi Manusia di Papua

Untuk prosesnya sendiri sudah dimulai sejak bulan Oktober. Dia menjelaskan, dalam tahap awal setiap pohon harus dibedakan antara pohon jantan dan betina.

Hanya pohon betina yang menghasilkan buah. Proses penyerbukannya juga dilakukan secara manual oleh para pekerja dengan mengambil serbuk sari dari pohon jantan kemudian disentuhkan ke putik bunga pohon betina.***

Disclaimer : Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Meski Harganya Mahal, Ini Alasan Kurma Nabi Selalu Jadi Buruan".

Editor: Rezki. M

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah