Jokowi Telah Menghubungi Presiden FIFA Bahas Tragedi Kanjuruhan dan Piala Dunia U-20

5 Oktober 2022, 17:18 WIB
Presiden Jokowi Setelah Hut Ke-77 TNI /

ZONA MAROS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah menghubungi Presiden FIFA, Giovanni Vincenzo Infantino, membahas soal tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Jokowi menyatakan, menelpon langsung Presiden FIFA itu pada Senin (3/10) malam.

“Hari Senin [3/10/2022] malam saya telah telepon langsung, berbicara langsung dengan Presiden FIFA Gianni Infantino. Berbicara banyak mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan,” kata Jokowi setelah memimpin Upacara HUT Ke-77 TNI di Kawasan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Jokowi mengatakan dirinya dan Infantino membahas banyak hal mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal. Dia juga berbincangmengenai posisi Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 pada 2023.

Baca Juga: Sanksi Tegas Dari FIFA. Indonesia Terancam Dilarang Mengikuti Piala AFF 2022.

Namun, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah menyerahkan keputusan mengenai ada atau tidaknya sanksi bagi Indonesia akibat tragedi Kanjuruhan kepada FIFA.

“Berbicara banyak, tapi keputusan apapun adalah kewenangan di FIFA,” tutur Jokowi.

"Dan juga berbicara mengenai FIFA U-20 berbicara banyak, tetapi keputusan apa pun kewenangan di FIFA," ucap Jokowi.

Indonesia memang terancam sanksi FIFA setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, karena ada beberapa regulasi FIFA yang di langgar,salah satunya Disciplinary Code Pasal 19 soal pelarangan gas air mata di stadion. Sanksi FIFA tersebut bisa berupa denda atau pencabutanhak tuan rumah Indonesia pada Piala Dunia U-20.

Baca Juga: AKBP Putu Kholis Ditunjuk Jadi Kapolres Malang yang Baru, Simak Profilnya

Sementara itu, Anggota Exco PSSI, Ahmad Riyadh mengungkapkan, perwakilan FIFA dan AFC (Asia) akan segera datang ke Indonesia membahas tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut sudah menyiapkan dokumen dan temuan hasil investigasi internal PSSI soal pertandingan.

Riyadh menambahkan, PSSI juga akan menerangkan bahwa penanganan massa dengan gas air mata, bukan termasuk intervensi pemerintah. Jika dua organisasi sepakbola itu anggap pemerintah melakukan intervensi, keanggotaan Indonesia terancam kembali dibekukkan selama dua tahun.

"Nanti ada kunjungan dari FIFA dan AFC sudah komunikasi dengan kita. Kita akan jelaskan ini bukan intervensi pemerintah, hanya oknum saja yang salah, sehingga dengan cepat responsif, cepat mengambil tindakan," papar Riyadh.

Baca Juga: Jokowi Beri Santunan Rp 50 Juta Per Orang untuk Keluarga Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan

Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022. Kekalahan tuan rumah Arema FC dari Persebaya Surabaya, dengan skor 2-3, menjadi titik awal peristiwa mematikan ini.

Para suporter Arema FC yang tidak terima dengan kekalahan tersebut berupaya masuk ke dalam lapangan untuk menyampaikan protes kepada tim official. Hingga terjadi kerusuhan dan polisi yang berupaya menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa ternyata membuat kondisi parah. Sebanyak 131 orang meninggal dunia dalam tragedi ini, rata-rata dikarenakan terinjak dan sesak napas akibat gas air mata.

Presiden Jokowi langsung meminta pertandingan Liga 1 dihentikan sementara. Kemudian membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

Baca Juga: Presiden Arema FC Siap Bertanggung Jawab Penuh dan Siap Terima Sanksi

Selain itu, Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi selesai dan dilakukan perbaikan terhadap prosedur pengamanan.

"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," ujar Presiden Jokowi, Minggu (2/10).***

Editor: Gede Wardaya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler