ZONA MAROS - Setiap orang memiliki toleransi stres yang berbeda-beda. Karena apa yang membuat orang lain stres bisa jadi adalah hal yang biasa bagi diri kita, begitupun sebaliknya.
Sangatlah penting mengenali sumber stres dan reaksi pikiran, perasaan, tubuh serta perilaku diri sendiri, karena setiap orang mempunyai stresor yang berbeda.
Baca Juga: Yukk!! Kenali Jenis-Jenis Stres Beserta Ciri-Ciri dan Gejalanya
Cobalah untuk meningkatkan rasa toleransi terhadap stres dengan cara:
1.Berikan diri Anda kata-kata penyemangat
Ingatkan diri Anda bahwa Anda dapat mengatasi perasaan tertekan. Anda dapat mengambil napas dalam-dalam dan mencoba lagi, atau Anda menghitung sampai 10 saat Anda merasa kesal.
2.Pelajari cara menenangkan tubuh Anda
Perasaan frustrasi/stres dapat menyebabkan gejala fisiologis, seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang lebih tinggi. Perubahan dalam tubuh Anda dapat menyebabkan Anda meragukan kemampuan Anda untuk menghadapi frustrasi, dan hal ini dapat menyebabkan lingkaran setan yang sulit untuk disudahi.
Baca Juga: Pahami Gejala Maag, Penyebabnya, Hingga Cara Mengatasinya
Mengetahui cara menenangkan tubuh Anda bisa menjadi kunci untuk menenangkan pikiran Anda. Ambil napas dalam-dalam, meditasi, melakukan relaksasi otot, dan aktivitas fisik dapat membantu Anda mengelola gejala fisik frustrasi dengan cara yang sehat.
3.Berlatih menoleransi frustrasi/stres
cobalah sengaja melakukan sesuatu yang sedikit membuat frustrasi, seperti mengerjakan teka-teki yang sulit atau menunggu dalam antrean panjang. Kelola self-talk Anda, dan gunakan keterampilan menerima dan menoleransi frustasi dan stres yang sehat untuk mengatasi perasaan Anda.
Ketika Anda berhasil mengelola frustrasi Anda, seiring berjalannya waktu, Anda akan mendapatkan kepercayaan diri pada kemampuan Anda untuk menoleransi kesulitan.
Baca Juga: Update Terbaru, Polri Serahkan Ferdy Sambo dan Tersangka Lain Ke Jaksa Penuntut
Dengan mengennali stres, sedikit banyaknya akan membuat kita siap memulai perjalanan untuk mengenali stres yang lebih berat.
Meskipun stres terdengar sangat berbahaya jika dipikirkan secara baik-baik sebenarnya manusia itu tidak dapat bertahan hidup tanpa stres. Akan ada masa dimana ketika sesuatu yang dulu menjadi stres berat dan besar, kini sudah tidak berdampak lagi pada diri kita.
Tanpa kehadiran stres, kita tidak akan bisa menjadi manusia dewasa yang mampu berpikir, merasakan sesuatu dan menjadi bijaksana.***